Durian adalah buah tropis, tumbuh di
sekitar khatulistiwa hingga ketinggian 800 m dpl. Di daratan tidak terlalu rendah. Agar kesejukan dan hasil yang maksimal.
Syarat
tumbuh dan pemupukan
Curah
hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang tersebar merata sepanjang
tahun. Akan tetapi, periode kering 1-2 bulan akan merangsang perbungaan lebih
baik. Musim raya buah durian biasa terjadi setelah tahun dengan musim kemarau
yang berkepanjangan. Musim panen antara dapat terjadi dengan produksi buah yang
biasa-biasa saja.
Tanaman
ini memerlukan tanah yang dalam, ringan dan berdrainase baik. Derajat keasaman
optimal adalah 6-6,5. Tanah masam, seperti latosol atau podsolik merah kuning
memerlukan pengapuran agara tanaman tumbuh baik. Durian muda juga memerlukan
lindungan alam, agar pohon atau cabang-cabangnya yang sarat buah tidak patah
diterpa angin yang kuat. Muka air tanah tidak boleh kurang dari 150 cm karena
air tanah yang terlalu rendah berakibat buah kurang manis.
Pemupukan
dilakukan dengan membuat parit kecil di sekeliling pohon lalu ditaburi pupuk
kimia. Pupuk kandang diberikan pada waktu penanaman bibit. Pemupukan dengan
kadar NPK yang sama diberikan segera setelah musim berbuah, sedangkan pemupukan
dengan kadar P yang lebih tinggi diberikan setelah flushing selesai untuk
mempersiapkan pembungaan.
Penanaman
durian secara komersial di perkebunan dilakukan dengan jarak tanam 10 m × 10 m
hingga 12 m × 12 m, tergantung dari ukuran tanaman/kultivarnya.[2] Apabila
tanaman masih kecil, tumpang sari dapat dilakukan. Pengendalian gulma juga
perlu dilakukan.
Pemeliharaan
mencakup pemupukan, pemangkasan (pembentukan dan peremajaan), pengairan (bila
diperlukan), dan pengendalian hama dan penyakit.[2] Tajuk durian yang baik
adalah berbentuk kerucut membulat, dengan cabang utama mendatar ke samping.
Perbanyakan
durian di desa-desa umumnya dengan menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji
juga dilakukan untuk memperoleh batang bawah dalam perbanyakan vegetatif. Biji
durian bersifat recalcitrant, hanya dapat hidup dengan kadar air tinggi (di
atas 30% berat) dan tanpa perlakuan tertentu hanya sanggup bertahan seminggu
sebelum akhirnya embrionya mati. Dengan demikian biji harus segera disemaikan
setelah buahnya dibuka.
Pohon
durian mulai berbuah setelah 4-5 tahun, namun dalam budidaya dapat dipercepat
jika menggunakan bahan tanam hasil perbanyakan vegetatif. Teknik-teknik yang
dipakai adalah pencangkokan (jarang dilakukan), penyusuan (jarang dilakukan),
penyambungan sanding (inarching), penyambungan celah (cleft grafting), atau
okulasi (budding).[2] Teknik yang terakhir ini sekarang yang paling banyak
dilakukan. Beberapa penangkar sekarang juga menerapkan penyambungan mikro
(micrografting). Teknik ini dilakukan pada saat batang bawah masih berusia muda
sehingga mempercepat masa tunggu. Tercatat bahwa durian hasil perbanyakan
vegetatif mampu berbunga setelah 2-3 tahun.
Hama
dan penyakit
Hama
yang menyerang durian di antaranya adalah ulat penggerek buah (gala-gala), ulat
penggerek bunga, dan kutu loncat durian (menghisap cairan daun muda).
Penyakit
utama durian adalah busuk akar dan batang Pythium complectens, mati bibit (juga
oleh patogen yang sama), penyakit blendok/kanker Phytophthora palmivora, dan
jamur upas yang menyerang batang/cabang.

Sumber : Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar